Rabu, 19 September 2012

Kesaksian Pribadi


13 juli 1989 seorang anak yang bayi dengan tangisan datang ke dalam dunia yang baru. Dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dalam asuhan yang penuh kasih dari seorang ibu, anak ke dua dari tiga bersaudara ini tumbuh dengan gembira. Ia terus bersuka cita di masa kanak-kanaknya. Ia tidak pernah melihat kesusahan yang ada di dalam dunia ini. Yang ia ketahui hanyalah kebahagiaan hidup. Waktu terus berlalu dan waktu mebawa ia semakin bertumbuh. Banyak hal baru yang ia dapati ketika ia menjajakan kakinya di bangku sekolah dasar. Ya dia memiliki teman-teman yang baru yang membuat ia semakin senang menghadapi kehidupan ini . tawa dan canda selalu ada mengikuti masa kanak-kanaknya.

2 April  1998 hadiah yang besar yang membuat air mata mengalir ia terima. Seorang mama yang penuh dengan kasih dan perhatian itu pergi dari sisinya. Ia pergi untuk menempati rumahnya yang baru yang sudah Bapa berikan kepadaNya. Hanya kesedihan dan kesedihan yang bisa terima pada saat itu.

Dengan adanya perisitiwa itu, anak ini pun harus  sekolah ke Salatiga tempat neneknya berada. Satu tahun di kota yang baru membawanya kedalam suasana yang baru juga. Teman-teman yang baru mulai menghibur dan mengisi kekosongan yang ada dihatinya setelah ditinggalkan wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Seorang mama yang penuh dengan kasih dan sayang . Tak ,lama waktu memberikan kepadanya seorang ibu tiri yang bisa mengganti sosok mama yang ia kasihi. Walau berbeda agama ia bisa menerima kami tiga bersaudara. Wanita pendamping papa yang baru ini memberikan hadiah seorang  anak yang  tampan. Jadi di kota Jakarta kembalilah anak ini meneruskan kehidupannya dengan keluarga yang baru.

Di dalam bangku sekolah anak ini selalu menjadi bintang kelas. Banyak teman-temannya yang senang bermain bersama dengan dia. Mereka bangga memiliki teman yang membuat bangga sekolah mereka. Suatu hari ada perlombaan cerdas cermat yang diadakan oleh dinas pendidikan untuk mencari siswa-siswi sekolah dasar yang menguasai Ilmu pengetahuan social. Anak berkulit sawo matang inipun ditunjuk untuk mewakili sekolahnya dalam perlombaan tersebut. Walaupun tidak mendapat gelar sebagai juara tetapi pihak sekolah cukup bangga akan apa yang sudah ia berikan bagi sekolah mereka.

Suatu hari ada masalah ekonomi yang harus ditanggung oleh keluarga anak ini sehingga membuatnya mengambil keputusan untuk berwirausaha. Ya dengan tenaganya ia menjajakan Koran-koran yang diberikan oleh agen kepercayaannya. Panas terik terkadang hujan datang membuat Koran-koran itu basah dan tidak laku lagi dijual. Tetapi semangat di dalam hatinya saat itu sangat tulus untuk membantu keadaan keluarga. Dia melepaskan jubah gengsinya untuk mendapatkan uang tujuh ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Semua ia lakukan dengan bangga akan apa yang bisa ia perbuat.

Setelah menyelesaikan sekolah dasar. Ia memilih salah satu SMP unggulan di Jakarta. ia mendapatkan sekolah tersebut karena hasil Nem yang tinggi. Sekolah sangat bangga sebab mereka bisa mengirimkan anak siswanya ke dalam sekolah unggulan yang ada di Jakarta itu. Tetapi kelemahan ekonomi membuatnya menjadi minder dengan teman-teman yang ada. Ia mulai malu sebab hanya dia yang berada di dalam kelas ekonomi yang rendah di kalangan teman-temannya. Keminderan membuatnya  tidak mau masuk sekolah, ia ingin mencari teman-teman yang setara kelas ekonominya dengan dia. Jalananlah yang menjadi jalur kehidupannya berikutnya. Mengamen, jadi juru parkir, kondektur metro mini, jualan Koran, jokey, itulah yang menjadi pekerjaannya setiap hari. Dia menemukan kelas yang baru di dalam kehidupannya yang membawanya kedalam  kenakalan remaja. Rokok , minum minuman keras, ganja, berkelahi itulah yang menjadi kegemarannya. Pintu kehancuran sedang ia masuki dan kebinasaan sedang menghampirinya. Aku mau bebas  aku mau lepas !! suara hati mulai berkata, tetapi apa daya rantai yang besar begitu kuat mengikat dirinya. Dimana Tuhan ? apakah Tuhan itu ada ? itulah yang menjadi pertanyaannya.

Jalanan membuatnya menjadi pribadi pemuda yang keras. Ia tidak mengenal takut kepada siapapun yang ada didepannya. Yang ia tahu hanya semua orang harus hormat kepadanya. Dengan cara apapun ia lakukan untuk mendaptkan semuanya itu. Berbicara soal cinta, pemuda inipun juga merasakan yang namanya jatuh cinta. Wanita yang dia kenal sewaktu SMP itulah yang menjadi idaman hatinya. Waktu tenaga dan uang ia relakan untuk bisa membuat  wanita ini bahagia. Hubungan itu tidak berjalan dalam yang  waktu lama, perbedaan status dan pendidikan itulah yang menjadi masalah hubungan itu terputus. Ia ini menyadari siapa dirinya dan siapa wanita yang ia cintai itu. Putusnya hubungan itu membuatnya menjadi pribadi yang lebih keras lagi dan lebih hancur lagi. Mabuk dan mabuk itulah yang ada dipikirannya. Tiada hari tanpa perkelahian dan mabuk-mabukan. Ia semakin tersudut di dalam kegelapan.

Aku mau bebas, aku mau lepas … suatu hari ia berpikir dia tidak bisa hidup seperti ini terus. Ia mulai berpikir untuk masa depan yang ada. Tetapi apa daya, ia tidak bisa melakukan apa-apa, belenggu itu terlalu kencang mengikatinya. Suatu hari ia dipercayakan untuk menjadi supir mudik lebaran. Suatu keluarga sangat membutuhkan pengemudi saat itu dan pemuda inilah yang menjadi pengemudinya saat itu. Di dalam perjalanan menuju kota tegal, ia ingin mendengar musik  yang ada di dalam dvd mobil itu. Ia  mengambil cd dan memutar music itu, dan ia kaget bukan main kalau lagu yang ia putar adalah lagu rohani. Dalam perjalanan ia mulai diingatkan dengan masa kecilnya di dalam sekolah minggu. Lagu itu menyampaikan kasih Yesus kepada dirinya. Sesampai di kota tegal, ia tidak mau tidur di kamar hotel yang sudah disediakan. Ia ingin tidur di dalam mobil dan ingin mendengarkan lagu-lagu yang menjadi jawaban di dalam pertanyaannya selama ini. Di dalam mobil itu ia mulai menangis dan memberanikan diri untuk berdoa kepada Bapa di dalam nama Yesus. Dan ketika ia berdoa damai sejahtera, ketenanangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya menyelimutinya pada malam itu. Sesudah pulang dari tegal menuju Jakarta di dalam hatinya ia mengatakan “gue harus kegereja”.

Hari pertamanya kegereja membuat dirinya diejek oleh rekan-rekannya. Karena ejakan itu ia tetap hidup di dalam mabuk-mabukan. Suatu hari ada seorang tetangga yang mengajaknya untuk mengikuti ibadah di salah satu Gereja. Dan kebetulan Gereja tersebut sedang  mengadakan seminar. Hidup di dalam Roh itulah topik seminar yang mereka angkat. Dalam acara tersebut pemuda ini mulai merasakan sesuatau kehausan akan Firmana. Ia terus memperhatikan materi-materi seminar yang di bawakan. Dalam suatu sesi seminar tersebut, Pembicara seminar memberikan tantangan bagi peserta yang mau menyerahkan hidupnya kepada Yesus. Ketika tantangan itu datang kepada hati pemuda ini, ia meresponinya dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dana jurus’lamat dan memberikan dirinya di baptis. Selesai acara itu ia memutuskan untuk berhenti dengan apa yang sudah ia lakukan selama ini. Ia berjanji kepada Tuhan untuk memeberikan hidupnya
kepada Tuhan menjadi alatNya.

Perubahan total di dalam diri pemuda tersebut membuat teman-temannya yang  ada mulai mengejeknya. “Hai pak Pendeta apa kabar” itulah yang serirng mereka katakan. Hal itu tidak membuat pemuda ini menjadi patah semangat untuk mengikuti Tuhan. Ia berkata kepada Tuhan “Tuhan pisahkan aku dari komunitas yang bisa menjatuhkan aku” itulah yang menjadi doanya kepada Tuhan dengan  penuh penyerahan diri. Tuhan itu baik kepadanya dan Ia menjawab doa dari pemuda ini. Pemuda ini diberikan kesempatan untuk mendalami kebenaran Firman Tuhan di sekolah Alkitab Rhema Bible Training Center Indonesia. Di sekolah tersebut ia menemukan banyak hal di dalam kebenaran Firman Tuhan. Hari demi hari pemuda ini terus memiliki kehausan di dalam hadirat Tuhan.

Tiba saatnya ada suatu dorongan di dalam hati pemuda ini untuk melayani Tuhan lebih lagi. Ia memberanikan diri untuk meminta kepada salah seorang pengurus pelayanan anak di dalam Gerejanya untuk bergabung bersama dengan mereka. Waktu yang ditunggu-tunggu tidak membuahkan hasil apa-apa. Ia masih saja sebagai seorang jemaat yang hanya hadir di dalam ibadah. Suatu hari salah seorang Pembina pelayanan anak dan pemuda Gereja tersebut menawarkan pemuda ini untuk menjadi  koordinator pelayanan anak.  Ini adalah suatu kesempatan yang luar biasa yang pernah ia terima. Ia meresponi kesempatan yang ada untuk melayani anak-anak sekolah minggu. Di dalam tim pelayanan anak-anak tersebut ia menemukan orang-orang yang luar biasa yang mendukung pelayanannya. Suatu tim yang solid yang mau bekerja sama di dalam pelayanan.

Waktu terus berjalan dan membawa pemuda ini mendapatkan promosi dari Tuhan untuk membina anak-anak remaja pemuda yang ada di dalam Gereja tersebut. Ini adalah waktu yang sangat dinantikan olehnya untuk bisa melayani anak-anak muda. Ia ingin sekali melihat pemulihan di dalam kehidupan anak-anak muda. Tuhan terus berkarya di dalam pelayananannya, kebangunan rohani demi kebangunan rohani terjadi di dalam pelayanannya. Ia melihat anak-anak muda datang dan menerima Yesus sebagai Tuhan, ia melihat anak-anak muda di pulihkan. Roh Kudus terus berkarya di dalam pelayanannya dan nama Tuhan dipermuliakan.
Lebih dari dua tahun ia berada di dalam Gereja tersebut, ia menemukan hal-hal yang baru di dalamnya. Ia menemukan orang-orang yang mengasihinya di dalam Gereja tersebut. Anak-anak muda yang luar biasa dan tidak akan pernah bisa terlupakan di dalam kehidupannya. Dan akhirnya Tuhan memerintahkan kepadanya untuk berhenti dari Gereja Tersebut dan memindahkannya ke Bali dalam suatu tugas pelayanan yang baru. Ini adalah sesuatu yang berat bagi dirinya untuk pergi meninggalkan anak-anak muda yang luar biasa. Tetapi ini adalah perintah Tuhan dan dengan berat hati ia berpamitan dengan anak-anak muda yang ada untuk memulai pelayanan yang baru baginya. Suatu malam yang luar biasa, bagaimana pemuda ini mengetahui banyak orang-orang yang mengasihinya di dalam Gereja tersebut. Isak tangis tak terbendung dalam ruangan tersebut. Satu hal yang ingin pemuda itu katakan “Kalian adalah orang-orang yang luar biasa yang pernah saya miliki” demikianlah akhir cerita yang bisa saya tuliskan. Nama pemuda itu adalah Alandhita Yogiswara Semoga bisa menjadi berkat bagi para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar